Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB
Ditulis pada tanggal 19 Juni 2015, oleh aquaticbioflocfpik

ROADMAP, KONTRIBUSI ANGGOTA, DAN RINGKASAN PROGRAM

Roadmad 2016

Gambar 1. Tahapan kegiatan dan kerjasama penelitian serta diseminasi hasil penelitian untuk mencapai target zero growth pollution shrimp culture technology pada tahun 2020.

a. Penelitian Budidaya Tambak Udang

Penelitian tentang budidaya tambak udang sudah dimulai sejak awal tahun 1990an oleh dua orang peneliti yang selanjutnya menjadi anggota kelompok peneliti Aquatic Biofloc (A.M. Hariati dan D.G.R. Wiadnya). Rangkaian penelitian tersebut dilakukan melalui kerjasama research secara informal dengan dua peneliti dari Wageningen University Research, The Netherlands (J.H. Boon dan M.C.J. Verdegem). Hasil penelitian selama sekitar 10 tahun tersebut menghasilkan lima artikel yang terpublikasi pada jurnal international bereputasi. Artikel tersebut ialah:

  • Hariati, A.M., D.G.R. Wiadnya, A. Prajitno, M. Sukkel, J.H. Boon, & M.C.J. Verdegem 1995. Recent development of shrimp, Penaeus monodon  (Fabricus) and Penaeus merguensis ( de Man ), culture in East Java. Aquaculture research 26; 819-829
  • Hariati, A.M., D.G.R. Wiadnya, M.W.Tanck, J.H. Boon & M.C.J. Verdegem, 1996a. Penaeus monodon (Fabricus) production related to water quality in East Java, Indonesia. Aquaculture Research 27;255-260
  • Hariati, A.M., D.G.R. Wiadnya, M.W. Tanck, J.H. Boon & M.C.J. Verdegem, 1996b. Pond production of Penaeus monodon (Fabricus) in relation stoking density, survival rate and mean weight at harvest in East Java. Aquaculture 27, 277-282
  • Hariati, A.M., D.G.R. Wiadnya, M. Fadjar, S. Muhammad, R. Faber, J.H. Boon & M.C.J. Verdegem, 1998a. The Impact of Penaeus monodon (Fabricus) postlarvae stocking density on production in traditional tambak system in East Java, Indonesia. Aquaculture Research 29, 229-236
  • Hariati, A.M., D.G.R. Wiadnya, R.K. Rini, J.H. Boon & M.C.J. Verdegem, 1998b. Penaeus monodon (Fabricus) and Penaeus merguensis (de Man) biculture in East Java, Indonesia. Aquaculture Research 29, 1-8

Selama tahun 2000 – 2010, kerjasama penelitian dengan Wageningen University Research mengalami penurunan karena terputusnya hubungan dengan PIC dari Universitas tersebut (J.H. Boon meninggal). Kelompok peneliti tetap melakukan penelitian terkait dengan budidaya tambak udang dan melakukan publikasi beberapa artikel sebagai berikut:

  • Hariati, A.M., Soedirdjo., Aulanni’am., Soemarmo., and Marsoedi. 2011. The effect of consortia bacteria on accumulation rate of organic matter in Tiger Shrimp, Penaeus monodon culture, Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, Vol. 1 No. 12, pp. 592-596.
  • AM Hariati, A Aulanni’am, S Soemarno, A Marsoedi, MCJ Verdegem, 2011. Phylogenetic and nitrite oxidoreductase activities of nitrobacteria and nitrospira isolated from shrimp pond sediment in East Java, Indonesia. Journal of Agriculture and Food Technology, 1(12):231-237
  • Yuniarti, A., D.A. Guntoro., Maftuch., andA.M. Hariati. 2013. Response of indigenous Bacillus megaterium supplementation on the growth of Litopenaeus vannamei(Boone), a new target species for shrimp culture in East Java of Indonesia, Journal of Basic and Apllied Scientific Research, Vol. 3 No. 1, pp 747-754

Pada tahun 2012, koneksi dengan Wageningen University Research (WUR) mulai dibangun kembali melalui Project SPIN (Scientific Programme Indonesia – Netherlands). Pada saat itu, peneliti membentuk research group yang disebut biomimatics. Namun sayang proposal SPIN tidak diterima melalui pendanaan KNAW.

Pada tahun 2014, nama kelompok peneliti dirubah menjadi Aquatic Biofloc (aquatic-biofloc.fpik.ac.id). Penggunaan nama biofloc ditujukan untuk menunjukkan focus penelitian bada bidang biofloc, terutama pada budidaya tambak udang. Biofloc didefinisikan sebagai konsortia mikro-organisme, membentuk agregat berupa floc, yang secara bersama berfungsi secara sinergis maupun antagonistic. Pada budidaya tambak udang, biofloc diharapkan berperan dalam: (1) memperbaiki kualitas air melalui transformasi ammonia menjadi nitrite dan nitrate; (2) mencegah serangan pathogen; dan (3) menjadi pakan alami dari udang.

Melalui penelitian biofloc, kelompok peneliti ingin menggalang kerjasama penelitian dengan instansi penelitian dan praktisi di luar Universitas Brawijaya untuk mengembangkan teknologi biofloc, khusus ditujukan pada budidaya tambak udang. Visi aquatic biofloc ialah untuk mengembangkan system budidaya udang dengan prinsip “zero growth pollution”. Indikator capaian dari visi ini ialah teknologi budidaya tambak dengan target Feed Conversion Ratio (FCR) = 1. Saat ini, rata-rata FCR pada tambak intensif ialah 1,6, dengan in-efisiensi 0,6 kg pada setiap produksi 1 kg udang (Gambar 1).

b. Ringkasan program Yang Telah Dilakukan

Saat ini, produk-produk starter biofloc dalam bentuk probiotik sudah banyak berkembang di pasaran (Duo-Biotic, EM-4, Probiofish, Nutribio). Hampir semua dari produk starter tersebut mampu menumbuhkan biofloc. Dengan penambahan C/N ratio yang tepat, bofloc bisa dipertahankan selama fase budidaya (± 120 hari). Namun demikian, teknologi biofloc masih dirasakan belum optimal. Hal ini bisa dilihat dari indicator utama masih tingginya FCR, ammonia nitrogen yang tinggi, dan serangan penyakit terutama bakteri vibrio. Untuk itu pada tahun 2015 – 2017, kelompok peneliti terfokus untuk memperkaya biofloc melalui: (1) identifikasi bakteri nitrifikasi untuk mempercepat penguraian ammonia; (2) isolasi strain bacillus yang mampu mencegah serangan pathogen; dan (3) pengembangn strain mikroalga yang bermanfaat bagi udang dan memperkaya biofloc (Gambar 1).

Sebagian besar dari kegiatan tersebut sudah diselesaikan dan dipublikasi pada jurnal international bereputasi, seperti berikut:

  • Fakhri, M., B. Budianto, A. Yuniarti, & A.M. Hariati, 2015. Variation in Water Quality at Different Intensive Whiteleg Shrimp, Litopenaeus vannamei, Farms in East Java, Indonesia. Nature Environment & Pollution Technology, 14(1): 65-70
  • Fakhri, M., N.B. Arifin, B. Budianto, A. Yuniarti, & A.M. Hariai, 2015. Effect of Salinity and Photoperiod on Growth of Microalgae Nannochloropsis sp. and Tetraselmis sp. Nature Environment & Pollution Technology, 14(3): 563-566.
  • Yuniarti, A., Maftuch, Soemarno, & Aulani’am, 2015. In vitro assessment of Bacillus as a potential probiotic in shrimp culture of East Java Indonesia. Asian Jr. of Microbiol. Biotech. Env. Sc., 17(1):27-34.

Beberapa hasil penelitian sedang mengalami proses publikasi antara lain:

  • Judul artikel: Effect of Immobilized Bacteria on TAN Suppression, Survival Rate, and Biomass Harvest of Pacific White Shrimp, Litopenaeus vannamei, Grown in Biofloc Culture System. Authors: A.M. Hariati, Aulani’am, E.Y. Herawati, A. Yuniarti, & D.G.R. Wiadnya; Target jurnal: Nature Environment & Pollution Technology;
  • Judul Artikel: Characteristics and pathogenicity of Vibrio indigenous shrimp ponds. Authors: S. Andayani, & A. Yuniarti; Target Jurnal: Asian Journal of Biotechnology, & Environmental Sciences.
  • Judul artikel: Effect of photoperiod regimes on growth, biomass and pigment content of Nannochloropsis sp. BJ17. Authors: M. Fakhri, Sanudi, N.B. Arifin, A.W. Ekawati, A. Yuniarti, & A.M. Hariati; Target jurnal: Asian Journal of Biotechnology, & Environmental Sciences

Sampai saat ini, kelompok peneliti sudah berhasil melakukan isolasi dan pengujian bakteri yang mampu merubah ammonia menjadi nitrat yang tidak berdampak negative bagi udang. Bakteri tersebut ialah: Nitrosomonas (AOB), Nitrobacter (NOB) dan Nitrospira (NOB). Ketiga bakteri sudah berhasil diamobilisasi dengan menggunakan manik-manik (bead) menggunakan alginate. Keberhasilan kedua ialah isolasi Bacillus subtilis UB3 yang secara in vitro terbukti mampu menahan perkembangan bakteri pathogen dari kelompok Vibrio. Selanjutnya, kelompok peneliti sudah berhasil mengisolasi dan menguji pertumbuhan 5 jenis mikroalga sebagai berikut: Chlorella sp., Tetraselmis sp, Nannochloropsis sp., Spirulina sp., dan Chaetoceros sp. Ketiga temuan ini diharapkan mampu meperbaiki teknologi biofloc yang selama ini diperkaya oleh probiotik seperti produk-produk komersial tersebut di atas.

c. Kontribusi Anggota

Penelitian untuk penyempurnaan teknologi biofloc pada udang ini dilakukan dalam tiga bidang yang berbeda, ialah: (1) penelusuran bakteri nitrifikasi, (2) pengujian bakteri bacillus subtilis UB3, dan (3) penelusuran mikroalga sebagai pakan alami biofloc. Penelusuran bakteri nitrifikasi dilakukan melalui koordinasi A.M. Hariati. Penelusuran bakteri Bacillus dilakukan oleh peneliti melalui koordinasi A. Yuniarti. Sedangkan pengembangan strain mikroalga dilakukan melalui koordinasi M. Fakhri.

Back to top