Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB
Ditulis pada tanggal 12 Oktober 2018, oleh aquaticbioflocfpik, pada kategori Berita

 

Desa-desa di Kecamatan Bangil Pasuruan telah menjadi bagian dari Program Mitra Mandiri Mitra Usaha (MMU) dalam pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Mandiri (Ruslan Fielano). Tim IbW-CSR dari Universitas Brawijaya (A.M. Hariati & D.G. Wiadnya) bersama Universitas Winsuwardhana (E.D. Yuniwati & Y.N. Rahayu), menjadi pendamping untuk pengembangan budidaya lele pada kelompok dalam kaitannya dengan pinjaman CSR Bank Mandiri. Fokus pendampingan dilakukan pada kelompok petani di  Kecamatan Bangil.

Program kemitraan ini sudah dimulai sejak tahun 2017. Masalah utama dalam pengembangan budidaya lele pada kelompok dan umumnya petani di Kecamatan Bangil ialah kebutuhan benih yang sulit dipenuhi dan harga pakan yang terus meningkat. Program pendampingan dimulai dengan pelatihan pembenihan, formulasi pakan tambahan, dan penguatan teknologi budidaya melalui sistem semi-biofloc. Tim IbW-CSR selanjutnya menyerahkan dua mesin pakan skala kecil, paket induk, dan starter biofloc (prebiotic) kepada kelompok. Mesin pakan diharapkan bisa menurunkan ketergantungan terhadap kapan komersial (sampai 20-30%). Sedangkan paket induk diharapkan bisa memenuhi ketergantungan kelompok terhadap benih dari luar daerah. Sumber protein untuk pakan tambahan ini diambil dari ikan rucah (nila atau mujair) yang tersedia secara lokal – kedua ikan nila dan mujair ialah hama utama pada tambak budidaya udang vanamei sehingga bisa dijual murah kepada petani lele.

Pembenihan yang dilakukan oleh petani ternyata belum bisa memenuhi kebutuhan benih untuk kelompok petani di Bangil. Pemijahan dengan menggunakan induk dari tim IbW-CSR bisa menghasilkan telur, namun masih belum optimal dan sebagian besar telur yang menetas telah diserang jamur. Selain itu, pembenihan dilakukan pada cuaca mendekati musim dingin. Pemberian pakan tambahan menggunakan ikan rucah sudah mampu mengganti pakan pabrik sekitar 20-30%. Dengan demikian, petani sudah bisa menekan sebagian dari biaya pakan. Selain itu, peran probiotik sudah memberikan manfaat dalam meningkatkan efisiensi pakan sampai pada nilai 0,9-1,0 (artinya antara 0,9 sampai 1,0 kg pakan bisa menghasilkan 1,0 kg ikan).

Pada tahun 2018, petani diberikan induk dengan paket yang lebih bagus, diikuti dengan persiapan kolam pemijahan oleh petani. Setelah selesai musim dingin, petani diharapkan bisa menghasilkan lebih banyak benih untuk memenuhi sebagian kebutuhan benih di tempat tersebut. Pemenuhan akan benih selama musim dingin 2018 didapatkan dari luar daerah (Kediri), melalui bantuan tim IbW-CSR.

Budidaya ikan lele dilakukan pada dua kategori target: (1) ukuran 8 – 12 ekor per kg, dicapai pada umur antara 80 – 90 hari, dan (2) ukuran 1 ekor per kg yang memerlukan waktu sampai 180 hari. Size besar ini ditujukan untuk penjualan bahan pellet ikan lele, namun dilakukan oleh kegiatan bisnis yang lain. Selama pembesaran ini, beberapa ikan tidak termasuk dalam pilihan. Tim IbW-CSR menginisiasi pembuatan krupuk ikan untuk ibu PKK dengan rasa lele. Dengan pendekatan ini, diharapkan tidak ada produksi budidaya yang terbuang. Selain itu, kelompok karang taruna juga dirancang untuk mulai melakukan praktek budidaya ikan

Back to top