Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB
Ditulis pada tanggal 3 January 2018, oleh aquaticbioflocfpik, pada kategori News

Pada tahun 2017 kelompok kajian Aquatic Biofloc bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten Blitar melakukan kajian tentang “Kajian Minapolitan Upaya Pengembangan Wilayah Pantai di Kabupaten Blitar”. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan naskah Surat Perjanjian Kerjasama Pelaksanaan Pekerjaan/Kegiatan Swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola Nomor: 01.06/IV/PPK/BAPPEDA/2017, antara Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Brawijaya Malang dengan BAPPEDA Kabupaten Blitar.

Kajian ini dilakukan berdasarkan analisis enam parameter utama terhadap 41 wilayah pesisir pantai Kabupaten Blitar. Paremeter tersebut ialah: (1) factor biofisik dan kerawanan bencana, (2) aksesibilitas menuju lokasi, (3) kebijakan pengembangan, (4) penduduk dan tenaga kerja, (5) factor ekonomi, dan (6) peluang pengembangan pariwisata. Masing-masing parameter disusun dalam beberapa variable yang bisa dukur secara kuantitatif maupun kualitatif pada tingkat lapang. Kesimpulan ditarik dari total nilai AHP (Analytic Hierarchy Process) terhadap masing-masing wilayah pantai. Hasil analisis mendapatkan empat wilayah pantai yang mendapat urutan teratas yang selanjutnya direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai wilayah utama pengembangan wilayah minapolitan di wilayah Blitar. Sumber utama penggerak ekonomi ialah perikanan tangkap, tambak, dan pariwisata. Hambatan utama dalam pengembangan sumber ekonomi masyarakat ialah terbatasnya aksesibilitas kepada masing-masing lokasi pantai. Realisasi pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) diduga sebagai factor penentu percepatan pengembangan minapolitan di wilayah tersebut.

Sentra perikanan tangkap (laut) saat ini hanya terpusat di pantai Tambakredjo melalui fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang dibangun melalui program Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Namun dengan pencanangan wilayah PPI Pondokdadap sebagai lokasi pembangunan Sentra Perikanan Nasional, maka pantai di Blitar diharapkan akan mendapat dampak positif dalam pengembangan perikanan laut. Usaha budidaya tambak intensif yang ada pada tiga lokasi pantai sudah menyerap tenaga kerja lokal. Namun karena terbatasnya lahan, kegiatan budidaya tambak udang intensif ini relative sulit untuk diperluas (ekstensifikasi) lagi. Faktor yang diharapkan menjadi penggerak ekonomi kedua ialah kegiatan pariwisata. Sampai saat ini pantai Blitar mempunyai 41 wilayah pantai yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata kategori Pariwisata Alam. Hal ini disebabkan karena keunikan dan kealamiahan dari masing-masing pantai tersebut.

Back to top